Tuesday, July 30, 2013
Bagai Kacang Lupa Kulit !
Ada
pepatah klasik yang mengatakan “Bagai kacang lupa kulitnya”, ini adalah
sebuah ungkapan tentang perbuatan atau sikap seseorang yang terlalu
sombong, ujub , takabbur, menepuk dada hingga petantang-petenteng
adigung adidaya sehingga melupakan asal usul atau latar belakangnya ;
Kaya lupa saat miskin, Sehat lupa saat sakit, Lapang lupa saat sempit,
melupakan begitu saja keluarga, kerabat maupun orang lain yang dulu
membantunya. Eh, saat berhasil hidupnya lupa daratan, tak sadar bahwa
cepat atau lambat dia akan temui ajal !.
Dalam keseharian seringkali
kita jumpai perilaku menyimpang seperti itu. Di lingkungan keluarga,
kerabat dekat, tetangga, teramat banyak orang-orang yang dulunya “bukan
siapa-siapa” kemudian dalam proses perjalanan waktu mereka menjadi
orang-orang yang terpandang, populer, kaya raya dan dihormati.
Peribahasa ini memang ternyata terjadi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak orang yang sudah melupakan asal usulnya karena keberhasilan
mereka saat ini. Pada proses “from zero to hero”, “from nothing to be
something” atau “from nobody to somebody” tak ada yang keliru, semua
sah-sah saja sebagai perjalanan takdir seseorang.
Namun kesalahan
terbesar terjadi justru pada puncak kejayaan yang diwarnai oleh tingkah
polah keangkuhan. Merasa hebat sendiri, sementara orang lain dianggap
nggak ada apa-apanya, merasa paling tahu dan orang lain dianggap bodoh,
merasa paling benar dan orang lain salah . Yang paling parah adalah saat
melupakan begitu saja asal-usul dan catatan sejarah ketika jaman
mengais-ngais rejeki dengan susah payah, mengharap-harap bantuan orang
lain dan sanak saudara.
Tetapi di saat keberhasilan sudah ditangan,
boro-boro mau membalas kebaikan orang-orang yang telah membantunya
dimasa-masa sulit dulu, sebaliknya malah berbalik menghujat, mencela
serta menghina, seolah-olah dia nggak pernah susah. Pamer harta serta
sesumbar kesana-kemari dengan berita-berita bohong serta cerita-cerita
dusta tentang amal dan “kepahlawanan”-nya membantu saudara dan sesama,
padahal nol-besar !..
Yah, terlalu banyak orang yang berkarakter “kacang
lupa kulitnya”, dipenuhi perilaku superiority complex. Astagfirullah !.
Tulisan singkat ini setidaknya mengingatkan kita semua agar terhindar
dari sifat-sifat tercela seperti itu.
Ingatlah dunia ini hanya tempat
menetap sementara, dan akhiratlah tempat abadi untuk kembali !.
Jangan
ujub, sombong serta takabbur, apalagi berkarakter “kacang lupa di kulit “
!…
Bertaubatlah kepada Allah dan minta maaflah kepada orang-orang yang
sengaja atau tidak, telah terluka dan disakiti. Karenanya, segala
perbuatanmu akan di pertanggung jawabkan secara detail di Mahkamah
Illahi kelak.
Perilaku “Kacang lupa di kulit” ekuivalen dengan
penjabaran sifat “memalingkan muka dari manusia”. Maka silakan semak
ayat dan hadits berikut agar kita terus menerus ingat serta terhindar
dari kekeliruan perilaku buruk itu :
“Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka
bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18).
“Tidak akan masuk surga
seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji
sawi.”
Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka
memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya
Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran
dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment